JadiLah Milikku, mau?
Bukan kemarin sore aku
mengenalnya.
Asih adalah kawan mainku sedari
kecil.
Bukan hanya lugu, tapi tutur
kata dan perangainya juga santun.
Rambutnya panjang terurai,
matanya belok, hidungnya bangir.
Setiap kali bibir Asih mengulas
senyum, hatiku terbuai.
Sudah dua belas tahun kami
menjalin kasih.
Bermula ketika kami tengah
menimba ilmu di bangku SMA kelas 1,
tidak ada yang lain yang mampu menggantikan
figur Asih dalam hidupku.
Tidak dahulu tidak juga sekarang.
Hari ini aku berniat melamarnya.
Melamar Asih untuk mau menjadi 'ummi' bagi calon anak-anakku kelak.
Kusewa salah satu resto termahal
di kota kami,
hasil jerih payahku selama 6 bulan
terakhir ini,
hanya untuk sekedar “candle light
dinner” dengan Asih.
"Kok gak biasanya
Mas, kita makan di tempat elite begini?” tanya Asih tersipu.
“Sekali-sekali Dek.. mumpung Mas
ada rejeki.” jawabku sekenanya.
“Mas Bagyo hari ini
aneh,,rambutnya klimis betul,,setelannya rapi,,
sumpah ganteng tenan. Sampai pangling aku, Mas.” kata Asih lagi,
dengan nada medok-nya, seolah
tak percaya yang sedang ia ajak bicara ini
adalah Bagyo pacarnya, sopir taksi Expert.
Kupandangi wajah ayu
itu,,diantara semburat bayang rembulan,,
Angin menyapu wajah kami yang
tengah merah merona karna kasmaran, sedangkan
lagu “Anggrek Bulan” mengalun merdu dari bibir biduan yang bergincu
merah di atas panggung itu.
What a perfect moment! pikirku.
Setengah terbata, aku mencoba
menyampaikan maksudku pada Asih.
Bismillahirrohmanirrohim.
“Dek,,sudah lama kita
bersama...rasanya kok tidak pantas dan tidak elok
bila Mas menggantungkan
hubungan kita..”
Detak jantungku berdegup kencang lebih dari biasanya...
“Mas mau kita bisa lebih dari
sekedar pacaran Dek,,
Mas pengen bisa jadi kakek nenek sama kamu..Apa kamu mau kupinang jadi isteriku, Dek?”
Akhirnyaa,,,,keluar juga,,
Aku menghela nafas lega,,,
Asih tersipu dan aku menunggu..
Asih mulai berkata dan aku
mendengar dengan seksama..
“Mas Gyo,,apa yaa perlu aku
jawab pertanyaanmu itu..Sedari dulu..
lhah yaa cuma sama Mas Gyo yang Asih
sayang,,yang Asih cinta,,
Ndak ada alasan buat Asih nolak pinangan Mas Gyo.”
Hatiku melonjak
kegirangan,,,kukecup lembut punggung telapak tangannya,,,Senang.
Ya Allah, biyung,,,,
maturnuwun,,, sudah ikut mendoakan anakmu ini,,,kataku dalam hati.
Spontan,,aku ambil kotak cincin
di saku celanaku,,
Tak sabar aku ingin menyematkannya di jari manis Asih yang mungil
itu.
Kubuka kotak itu perlahan..
Asih
menatap heran..
“Astaghfirullah”
Belum kutebus cincin itu..lupaa.
Asih tersenyum KECUT
dan aku hanya bisa menatap nanar
pada kotak kosong itu...
Bagyo B-O-D-O-H!!!!
(pekikku dalam hati)
JadiLah Milikku, mau?
Bukan kemarin sore aku
mengenalnya.
Asih adalah kawan mainku sedari
kecil.
Bukan hanya lugu, tapi tutur
kata dan perangainya juga santun.
Rambutnya panjang terurai,
matanya belok, hidungnya bangir.
Setiap kali bibir Asih mengulas
senyum, hatiku terbuai.
Sudah dua belas tahun kami
menjalin kasih.
Bermula ketika kami tengah
menimba ilmu di bangku SMA kelas 1,
tidak ada yang lain yang mampu menggantikan
figur Asih dalam hidupku.
Tidak dahulu tidak juga sekarang.
Hari ini aku berniat melamarnya.
Melamar Asih untuk mau menjadi 'ummi' bagi calon anak-anakku kelak.
Kusewa salah satu resto termahal
di kota kami,
hasil jerih payahku selama 6 bulan
terakhir ini,
hanya untuk sekedar “candle light
dinner” dengan Asih.
"Kok gak biasanya
Mas, kita makan di tempat elite begini?” tanya Asih tersipu.
“Sekali-sekali Dek.. mumpung Mas
ada rejeki.” jawabku sekenanya.
“Mas Bagyo hari ini
aneh,,rambutnya klimis betul,,setelannya rapi,,
sumpah ganteng tenan. Sampai pangling aku, Mas.” kata Asih lagi,
dengan nada medok-nya, seolah
tak percaya yang sedang ia ajak bicara ini
adalah Bagyo pacarnya, sopir taksi Expert.
Kupandangi wajah ayu
itu,,diantara semburat bayang rembulan,,
Angin menyapu wajah kami yang
tengah merah merona karna kasmaran, sedangkan
lagu “Anggrek Bulan” mengalun merdu dari bibir biduan yang bergincu
merah di atas panggung itu.
What a perfect moment! pikirku.
Setengah terbata, aku mencoba
menyampaikan maksudku pada Asih.
Bismillahirrohmanirrohim.
“Dek,,sudah lama kita
bersama...rasanya kok tidak pantas dan tidak elok
bila Mas menggantungkan
hubungan kita..”
Detak jantungku berdegup kencang lebih dari biasanya...
“Mas mau kita bisa lebih dari
sekedar pacaran Dek,,
Mas pengen bisa jadi kakek nenek sama kamu..Apa kamu mau kupinang jadi isteriku, Dek?”
Akhirnyaa,,,,keluar juga,,
Aku menghela nafas lega,,,
Asih tersipu dan aku menunggu..
Asih mulai berkata dan aku
mendengar dengan seksama..
“Mas Gyo,,apa yaa perlu aku
jawab pertanyaanmu itu..Sedari dulu..
lhah yaa cuma sama Mas Gyo yang Asih
sayang,,yang Asih cinta,,
Ndak ada alasan buat Asih nolak pinangan Mas Gyo.”
Hatiku melonjak
kegirangan,,,kukecup lembut punggung telapak tangannya,,,Senang.
Ya Allah, biyung,,,,
maturnuwun,,, sudah ikut mendoakan anakmu ini,,,kataku dalam hati.
Spontan,,aku ambil kotak cincin
di saku celanaku,,
Tak sabar aku ingin menyematkannya di jari manis Asih yang mungil
itu.
Kubuka kotak itu perlahan..
Asih
menatap heran..
“Astaghfirullah”
Belum kutebus cincin itu..lupaa.
Asih tersenyum KECUT
dan aku hanya bisa menatap nanar
pada kotak kosong itu...
Bagyo B-O-D-O-H!!!!
(pekikku dalam hati)