Minggu, 20 November 2011

Setiaku Kepada Aku

Aku tak mampu berpaling dari Aku.



Ketika sandinganku yang lain datang dan pergi tak kenal waktu,,
Hanya Aku yang mampu terus bernafas, bergerak, berjalan, dan berlari mengikutiku.
Aku dengan setia menemaniku tanpa jemu.


Hebat.
Itulah Aku.
Aku yang tak pernah mengeluh.
Aku yang tak tergantikan.
Bahkan tidak olehmu.

Pun olehnya.



Aku.
Hanya Aku yang mampu mengimbangi dimensi waktuku.
Sekeras apapun aku berdalih,
Hanya Aku yang sanggup memahami dan menelanjangiku.


Jadi
Biarkan..


-Biarkan Aku tetap setia kepada Aku-




^Humble_bee^ a.k.a w.dyahelok says:

Banyak..Artinya tidak sedikit..Tidak sedikit kecenderungan seseorang yang senang memberikan label di belakang namanya sendiri ataupun di belakang nama orang lain (baca: julukan).


Ambil saja sebagai contoh,, Budi Si Pemberani.. Budi adalah Sopir Angkot..
Heran. Padahal predikat yang melekat pada nama seseorang itu tidak abadi. 
Siapa tahu..Budi memang berani ketika bertemu dengan pocong (lwohH.. ;p) tapi dia paling anti dengan darah. Jijik katanya,, Bukankah itu sama dengan dia Penakut? 


Ada lagi,, Budi adalah Sopir Angkot.. Bagaimana jika dia nanti menang undian,,lalu jadi Jutawan dan malah jadi Bos di Perusahaan Besar dibilangan Thamrin atau Sudirman?


Yang ingin saya coba sampaikan adalah predikat, label dan julukan yang seringkali disandingkan di belakang nama seseorang itu acapkali berubah seiring dengan berjalannya waktu dan/atau seiring dengan berjalannya tingkat kematangan seseorang.


Predikat tersebut tidak melulu jelek.
Positifnya, Predikat bisa menjadi Identitas. membuat seseorang menjadi mudah dikenal.  menjadikannya berbeda dengan yang lain. Jika predikatnya bernada positif,,hal itu bisa menaikkan rasa percaya diri dan harga diri seseorang, serta memotivasi dirinya.


Jeleknya,, predikat yang bernada negatif,, bisa memperkosa harga diri seseorang, menjatuhkan rasa percaya dirinya dan menjadi beban.


Menjadi beban??
Yepzz,,
Predikat positif sekalipun bisa kok menjadi beban.
Contoh:
Budi,,ehhmm ganti Ani aja yahh,, (halaahh ;p) 
Ani adalah pendengar yang baik. suatu ketika teman Ani curhat,,lamaaaaa beneeerrrr... mana gak fokus juga ke topik masalah. Ani capek. Ani mulai gerah. (Ani kan juga manusia,,hehe bukan angel) tapi ia tetap ingin dianggap sebagai pendengar yang baik. akibatnya, Ani memaksakan diri, memberikan perlawanan dengan keinginan hatinya.
Contoh Ani ini mungkin kurang relevan,, karena itu memang kembali ke individunya masing-masing,, mau jaga image,,atau pilih jujur,,
tapi setidaknya, contoh ini saya harap bisa memberi sedikit gambaran pada teman2 bahwa predikat pun bisa menjadi beban. Orang yang dianggap sempurna tidak selalu ingin terlihat dan dianggap sempurna, dia bukan malaikat, dia manusia yang kadang khilaf dan alpa :)


In short,
Predikat sangat berpengaruh pada penilaian kita terhadap orang lain dan diri sendiri,,karenanya,

Be wise untuk melihat pribadi seseorang,,predikat bisa menjadi pertimbangan dalam menemukenali pribadi seseorang..tapi itu bukan harga mutlak..lebih baik tidak bergantung pada predikat tersebut,, bergantung saja pada namanya,,itu lebih aman,, :) *emangnya monyet gelantungan ;p*
misalkan Budi adalah Budi. Lihatlah Budi sebagai Budi. karena selamanya Budi adalah Budi. Tidak akan pernah berubah. Kecuali Budi ganti jenis kelamin jadi Susi atau Budi alih profesi jadi waria ;p


Pemikiran itulah yang terlintas dan menggerakkan tangan saya ketika mengetik "Setiaku Kepada Aku".
Selamanya Aku adalah Aku. Elok adalah Elok.
Elok pada periode tertentu bisa bertransformasi menjadi Elok yang.., Elok adalah,, Elok itu...apa saja.
tapi tak ada kata yang mampu lebih indah mendefinisikan Elok selain Elok adalah Elok.
Selain Aku adalah Aku. Elok atau Aku akan selalu melekat kapanpun, dimanapun dalam situasi apapun.
Biar saja mengalir..Biar saja berubah-ubah,, sesukanya,, tapi jiwanya tetap ada dalam satu nafas,
Aku (Elok).


Bukankah yang begitu lebih fleksibel dan tidak membebani??


Hehe,,
It's all about my opinion..
U may agree or disagree,,
Mari belajar,,
Mari saling mengingatkan..
Mari menjadi orang yang bergerak positif :))


-love-




Setiaku Kepada Aku

Aku tak mampu berpaling dari Aku.



Ketika sandinganku yang lain datang dan pergi tak kenal waktu,,
Hanya Aku yang mampu terus bernafas, bergerak, berjalan, dan berlari mengikutiku.
Aku dengan setia menemaniku tanpa jemu.


Hebat.
Itulah Aku.
Aku yang tak pernah mengeluh.
Aku yang tak tergantikan.
Bahkan tidak olehmu.

Pun olehnya.



Aku.
Hanya Aku yang mampu mengimbangi dimensi waktuku.
Sekeras apapun aku berdalih,
Hanya Aku yang sanggup memahami dan menelanjangiku.


Jadi
Biarkan..


-Biarkan Aku tetap setia kepada Aku-




^Humble_bee^ a.k.a w.dyahelok says:

Banyak..Artinya tidak sedikit..Tidak sedikit kecenderungan seseorang yang senang memberikan label di belakang namanya sendiri ataupun di belakang nama orang lain (baca: julukan).


Ambil saja sebagai contoh,, Budi Si Pemberani.. Budi adalah Sopir Angkot..
Heran. Padahal predikat yang melekat pada nama seseorang itu tidak abadi. 
Siapa tahu..Budi memang berani ketika bertemu dengan pocong (lwohH.. ;p) tapi dia paling anti dengan darah. Jijik katanya,, Bukankah itu sama dengan dia Penakut? 


Ada lagi,, Budi adalah Sopir Angkot.. Bagaimana jika dia nanti menang undian,,lalu jadi Jutawan dan malah jadi Bos di Perusahaan Besar dibilangan Thamrin atau Sudirman?


Yang ingin saya coba sampaikan adalah predikat, label dan julukan yang seringkali disandingkan di belakang nama seseorang itu acapkali berubah seiring dengan berjalannya waktu dan/atau seiring dengan berjalannya tingkat kematangan seseorang.


Predikat tersebut tidak melulu jelek.
Positifnya, Predikat bisa menjadi Identitas. membuat seseorang menjadi mudah dikenal.  menjadikannya berbeda dengan yang lain. Jika predikatnya bernada positif,,hal itu bisa menaikkan rasa percaya diri dan harga diri seseorang, serta memotivasi dirinya.


Jeleknya,, predikat yang bernada negatif,, bisa memperkosa harga diri seseorang, menjatuhkan rasa percaya dirinya dan menjadi beban.


Menjadi beban??
Yepzz,,
Predikat positif sekalipun bisa kok menjadi beban.
Contoh:
Budi,,ehhmm ganti Ani aja yahh,, (halaahh ;p) 
Ani adalah pendengar yang baik. suatu ketika teman Ani curhat,,lamaaaaa beneeerrrr... mana gak fokus juga ke topik masalah. Ani capek. Ani mulai gerah. (Ani kan juga manusia,,hehe bukan angel) tapi ia tetap ingin dianggap sebagai pendengar yang baik. akibatnya, Ani memaksakan diri, memberikan perlawanan dengan keinginan hatinya.
Contoh Ani ini mungkin kurang relevan,, karena itu memang kembali ke individunya masing-masing,, mau jaga image,,atau pilih jujur,,
tapi setidaknya, contoh ini saya harap bisa memberi sedikit gambaran pada teman2 bahwa predikat pun bisa menjadi beban. Orang yang dianggap sempurna tidak selalu ingin terlihat dan dianggap sempurna, dia bukan malaikat, dia manusia yang kadang khilaf dan alpa :)


In short,
Predikat sangat berpengaruh pada penilaian kita terhadap orang lain dan diri sendiri,,karenanya,

Be wise untuk melihat pribadi seseorang,,predikat bisa menjadi pertimbangan dalam menemukenali pribadi seseorang..tapi itu bukan harga mutlak..lebih baik tidak bergantung pada predikat tersebut,, bergantung saja pada namanya,,itu lebih aman,, :) *emangnya monyet gelantungan ;p*
misalkan Budi adalah Budi. Lihatlah Budi sebagai Budi. karena selamanya Budi adalah Budi. Tidak akan pernah berubah. Kecuali Budi ganti jenis kelamin jadi Susi atau Budi alih profesi jadi waria ;p


Pemikiran itulah yang terlintas dan menggerakkan tangan saya ketika mengetik "Setiaku Kepada Aku".
Selamanya Aku adalah Aku. Elok adalah Elok.
Elok pada periode tertentu bisa bertransformasi menjadi Elok yang.., Elok adalah,, Elok itu...apa saja.
tapi tak ada kata yang mampu lebih indah mendefinisikan Elok selain Elok adalah Elok.
Selain Aku adalah Aku. Elok atau Aku akan selalu melekat kapanpun, dimanapun dalam situasi apapun.
Biar saja mengalir..Biar saja berubah-ubah,, sesukanya,, tapi jiwanya tetap ada dalam satu nafas,
Aku (Elok).


Bukankah yang begitu lebih fleksibel dan tidak membebani??


Hehe,,
It's all about my opinion..
U may agree or disagree,,
Mari belajar,,
Mari saling mengingatkan..
Mari menjadi orang yang bergerak positif :))


-love-