Kusesap
secangkir cokelat panas di hadapanku.
Hangat.
Hangat.
Sepintas
memori tentangmu berpendar lagi dalam ingatanku.
Sudah
sembilan tahun berlalu, sejak peristiwa itu.
Masih
di kafe yang sama aku kerap menghabiskan waktuku berjam-jam.
Melahap
habis semua koleksi buku-bukuku.
Atau
sekedar ‘blog walking’ untuk
menghilangkan penatku.
Yaa..
Tidak
jarang aku meluangkan waktuku untuk mampir di Kafe Amarosa,
sebuah
tempat yang menyisakan berjuta kenangan antara aku dan kamu.
Kupilih
tempat duduk di paling ujung dekat jendela.
Spot
teristimewa, katamu dulu.
Dimana
kita bisa memandang keluar dan menghirup udara segar.
Menikmati
bintang-bintang yang tengah berpijar.
Kebiasaanku
tidak pernah berubah.
Refleks
kutengadahkan kepalaku setiap kali pintu kafe itu dibuka dan pelayan mengucapkan
‘Selamat datang’.
‘Selamat datang’.
Aku
selalu berharap, seseorang di balik pintu itu adalah kamu. Lalu kamu akan
menghampiriku, menggamit pinggangku, meletakkan bibirmu di atas bibirku, dan kamu
bisikkan tiga kata saktimu: “Love You,
Kejora”.
Entah
mengapa kamu begitu senang memanggilku Kejora. Bagi diriku sendiri julukan itu
terlalu anggun. Berbanding terbalik dengan diriku yang cenderung ‘boyish’ .
“Selamat datang……………..”
Sapaan
pelayan itu memecah lamunanku.
Sepasang sejoli masuk ke dalam kafe. Mesra.
Mataku
tak putus memandangi sosok laki-laki yang berdiri di samping wanita berkerudung
keturunan Timur Tengah itu.
Tidak
salah lagi, itu kamu.
Bagaimana
mungkin akhirnya kita bertemu.
Ingin
aku beranjak menghampirimu.
Namun
kuurungkan niatku, setelah kuperhatikan ada cincin yang melingkar di jari
manismu dan pasanganmu. Kuakui memang sudah lama berlalu. Tak mungkin aku
memutar waktu.
Waktu?
Bukankah
hari ini hari ulang tahunmu?
1
April. Kamu Aries…
Ide
konyol menggelayut dalam pikiranku.
Kupanggil
pelayan dan kuberikan secarik kertas itu agar dapat disampaikan padamu.
Harap-harap
cemas, aku menanti respon darimu.
Kamu
tampak bertanya-tanya sesaat. Senyum simpul tersungging dari bibirmu,
setelah membaca pesanku.
setelah membaca pesanku.
Dear Mr. Aries…
Selamat Ulang Tahun Untuk Kamu
Selamat Ulang Tahun Untuk Kamu
May Allah Bless
Your Life
-KeJoRa-
Kamu
layangkan pandangan ke seluruh pengunjung kafe itu,, resah.
Dan ketika mata kita sesaat beradu pandang,
Dan ketika mata kita sesaat beradu pandang,
seperti
yang aku duga,
kamu
tidak lagi mengenaliku.
Kamu
lewatkan begitu saja tatapanmu.
Kecelakaan
mobil telah menghilangkan ingatanmu dan menghapus semua kenangan kita.
Masih teringat jelas, betapa terkejutnya aku mendengar kabar itu. Sebuah kenyataan pahit yang harus aku terima, karena aku tidak punya daya untuk menjemputmu yang tengah mengambil studi di Mesir kala itu. Sebuah pukulan yang berat, karena bahkan Tuhan pun tidak rela aku sekedar menjadi penggalan masa silammu.
Masih teringat jelas, betapa terkejutnya aku mendengar kabar itu. Sebuah kenyataan pahit yang harus aku terima, karena aku tidak punya daya untuk menjemputmu yang tengah mengambil studi di Mesir kala itu. Sebuah pukulan yang berat, karena bahkan Tuhan pun tidak rela aku sekedar menjadi penggalan masa silammu.
Kamu
lipat lagi kertas itu, kamu raih punggung tangan istrimu lalu kamu kecup lembut.
Anehnya,
aku tidak merasa kalah.
Hatiku
kembali utuh melihatmu bahagia dengan hidup barumu.
Ada
rasa lega mengalir di relung dadaku.
Sebuah
suara menyadarkanku,
“Maaf…
Sayang, sudah menunggu lama”, sapa Rene, calon suamiku, sembari memeluk hangat
tubuhku.
Mr. Aries.. Tuhan menciptakan kita untuk pernah saling jatuh cinta tapi tidak untuk menghabiskan sisa hidup bersama.