“Ayooo…Azzura, sedikit lagi..kamu
pasti bisa. Semangat Azzura, lebih tinggi, sedikit lagi..”
Begitulah Mama Azalea mendidik
Azzura kecil agar tumbuh menjadi kupu-kupu yang mahir terbang tinggi.
Azzura tumbuh bersama kedua orang
tuanya dan ketiga orang kakaknya di sebuah dataran tinggi nan elok bernama Dianthus, di bawah kaki
pegunungan Orchilea. Dianthus merupakan salah satu pemukiman yang berada di
bawah kekuasaan Kerajaan Metland, yang saat ini dipimpin oleh Raja Oleander dan Permaisuri Bernadette.
Papa Azzura, bernama Alvaro,
adalah seorang tetua yang dipercaya menjadi Panglima Metland.Mama Azzura, yakni Azalea, semula adalah seorang pewaris tunggal kekayaan
Kerajaan Crayonland, akan tetapi hak waris itu dicabut karena Mama Azalea
dianggap sebagai pengkhianat karena lebih memilih untuk menikah dengan Alvaro
yang berasal dari Suku Metland, musuh bebuyutan Suku Crayonland. Kakak laki-laki dan perempuan Azzura berturut-turut bernama
Auro, Abigail, dan Amora.
Meskipun terlahir sebagai anak bungsu, Azzura tidak mendapat perlakuan yang istimewa. Di mata Papa Alvaro dan Mama Azalea, semua anaknya, tanpa kecuali, adalah sama. Masing-masing dari mereka dilatih untuk dapat hidup mandiri dan dispilin sedari kecil.
"Satu-satunya orang yang
bisa kamu andalkan dan kamu percaya di dunia ini, adalah diri kamu sendiri.
Jadi belajarlah untuk tidak menggantungkan diri pada orang lain" pesan
Papa Alvaro suatu hari.
Sedikit berbeda dari ketiga kakaknya, Azzura yang telah menginjak remaja, tumbuh menjadi kupu-kupu yang lincah, lucu, cerdas, cantik dan anggun. Hampir setiap orang berdecak kagum melihat pesona Azzura. Pujian-pujian itu konon membuat hati Azzura melambung tinggi dan membuatnya menjadi pribadi yang angkuh.
"Azzura..mau kemana? Hari
sudah menjelang petang..Jangan pergi jauh-jauh" pinta Mama Azalea.
"Aku ingin turun ke kota, Ma..Aku butuh
suasana baru." jawab Azzura.
"Batalkanlah niatmu, Nak..
ingat, 2 hari lagi kamu ada kompetisi "Bejeweled Twist" , kamu harus
menjaga kondisi fisikmu. Bukankah lebih baik kamu berlatih dengan Papamu
daripada sibuk bermain?" kata Mama mengingatkan.
"Bejeweled Twist"
adalah kompetisi terbang yang diikuti hampir seluruh kupu-kupu yang menjadi
penghuni dataran tinggi Dianthus. Kompetisi ini diadakan untuk menyemarakkan
peringatan ulang tahun Raja Oleander, setiap tahunnya. Barangsiapa memenangkan
kompetisi ini, maka Raja menjanjikan jabatan yang tinggi di kerajaan. Para
kontestan akan dibagi berdasarkan umur masing-masing dan medan terbang yang
dilewati akan disesuaikan dengan umur dan jam terbang kupu-kupu yang
bersangkutan. Keluarga Azzura merupakan juara bertahan dalam kompetisi
tersebut, tak pelak hal ini membuat Keluarga Azzura mempunyai derajat sedikit
lebih tinggi bila dibandingkan dengan keluarga kupu-kupu yang lain. Dan, berkat
didikan keras Papa Mamanya, Azzura sudah dua kali berturut-turut keluar sebagai
juara pertama di level sebayanya.
"Sudahlah Ma..Mama tidak
perlu khawatir..Aku pasti menang dalam kompetisi itu. Kompetisi itu bukan
masalah besar. Kemenangan dan keberuntungan akan selalu berpihak pada kita
Ma."
"Kamu terlalu percaya diri
Azzura..Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di depan. Lagipula kamu
tahu betul, seberapa penting kompetisi itu bagi kehormatan dan harga diri
keluarga kita". kata Papa menambahkan.
"Papa Mama terlalu
tegang..Kalian hanya perlu sedikit rileks dan yakin. Itu saja."
Azzura melenggang pergi, terbang
tinggi dan tak mengindahkan nasihat kedua orang tuanya sama sekali.
***
Setelah melewati
lembah,kerakal-kerakal tajam, ngarai-ngarai yang curam dan hamparan bukit-bukit
nun hijau, Azzura sampai juga di pusat kota.
Sebuah kebetulan, ia bertemu
dengan kawan lamanya seekor tikus kampung, bernama Balmut.
"Azzura..sempat aku tak
mengenalimu. Kamu sudah makin besar dan cantik sekarang." sapa Balmut.
"Hai Balmut..dan kamu masih
saja dekil dan jorok. Belum berubah juga
rupanya?" hahaha Azzura tergelak.
"Nada bicaramu masih saja
kasar Azzura..kamu pun belum berubah."
"Apa yang aku ungkap itu
fakta Balmut..kamu tidak bisa menghindari takdirmu. Yang aku masih pertanyakan,
untuk apa Tuhan menciptakan kamu. Kamu tidak ada gunanya. Kamu itu sampah
masyarakat. Kamu pengecut. Kamu mencuri makanan-makanan tuanmu. Kamu rusak
barang-barang mereka. Tuhan menciptakan kamu, mungkin karena Tuhan lebih menyayangi ular dan elang. Karena
dengan adanya kamu, maka mereka dapat bertahan hidup. Sungguh kenyataan yang
menyedihkan."
"Tidakkah kamu melihatku?
Aku adalah perlambang keindahan. Aku membantu penyerbukan bunga-bunga.
Bunga-bunga tumbuh bermekaran karena jasaku. Tidakkah dapat kamu bayangkan, apa
jadinya dunia ini, bila tidak ada bunga-bunga? Dunia ini tidak hidup, Balmut.
Dunia ini butuh aku. Sangat berbanding terbalik bukan? karena aku justru
menebar kebahagiaan bukan amarah sebagaimana yang mereka rasakan ketika
memandangmu".
"Kamu hendak kemana
Azzura?" tanya Balmut sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Aku ingin pergi
melihat-lihat kastil tua di selatan sana Balmut. Mari bergabung jika kamu ada
waktu." jelas Azzura.
"Tapi hati-hati..Penjaga
disana sudah bukan yang dulu lagi..kali ini kurang ramah."
"Tenang saja Balmut, kita
akan main aman."
***
Kurang lebih setengah jam Azzura
terbang melintasi sudut-sudut kastil tua itu. Betapa riangnya hati Azzura,
sepanjang perjalanan ia bersenandung. Balmut dengan setia mengikuti di
belakangnya, sambil sesekali berbelok, jika aroma keju, sup tomat dan roti
gandum menggoda indra penciumannya.
Seperti hari libur pada umumnya,
kastil itu penuh sesak dengan rombongan pengunjung. Anak-anak berlari
berkeliaran, saling berkejaran dan bersendau gurau. Azzura terbang meliuk
tinggi rendah. Balmut sibuk mengendus, matanya sigap dan waspada. Ia akui
monster bernama manusia, tidak akan pernah senang dengan kunjungannya. Mendadak
hatinya ngilu, setiap kali teringat akan hal itu.
"Awas Azzura...lihat di
depanmu !!!" teriak Balmut tiba-tiba.
terlambat...
BLAMMM!!!!
terdengar suara pintu yang tak
sengaja tertutup karena bantingan keras anak-anak yang tengah asik bermain.
Sebelah sayap Azzura patah.
Hening...
Terbayang raut wajah kecewa Papa
dan Mama.
Ada sedih di hati Balmut, namun
juga ada sebersit bahagia yang kurang bijak untuk dirasa.