Kamu dimana...
Sedang apa kamu..
Rindu,,
Betapa aku merindukan setiap jengkal kebersamaan kita,,
merindukan tiap hembusan nafas dan aroma tubuhmu tiap kali tubuh kita saling merapat hingga lekat,,
Tidak ada yang mampu sepertimu, Ben..
Tidak dengan cara mereka mencumbuku..
Tidak dengan cara mereka mendekap erat tubuhku..
Tidak dengan cara mereka menatap dalam kedua bola mataku,,
Tidak,,
Mereka tidak seperti kamu,,
Mereka bukan kamu,,!!
Masih segar dalam ingatan,,ketika kamu memutuskan untuk menyerah dua minggu lalu,,
Tidak ada tangis saat itu,,Tidak dariku pun darimu,,Tapi kita sama-sama tahu..
Bahwa masih ada residu rasa yang tertinggal..
Kini kamu menjelma menjadi kata dalam diam,,
Kamu ada namun tak benar-benar ada,,
Kamu hadir namun tak nampak,,
Yahh,,kamu,,
kamu,,
dan kamu,,
Bayangmu tak pernah jemu berpendar terus dan terus dalam pikiranku,,
You hoLd me without toucH..
You keep me without chains,,
Ben..
Arghhhh,,, Kangeeenn Kamuu....
***
Dara masih mengurung diri di dalam kamar miliknya.
Sudah 4 hari terakhir ini ia melakukan rutinitas yang sama.
Melamun..
Lalu Melamun..
dan Hanya Melamun..
Tatapannya kosong..
Matanya bengkak dan basah oleh isak yang sepertinya enggan beranjak,,
Bibirnya kering dan
Wajahnya pucat..
Dara tak juga bergeming sedikit pun,,
Diabaikannya setiap sapaan, nasihat, teguran, candaan dan ajakan..
yang secara bergilir terdengar dari balik pintu kamarnya.
Untuk apa,,,untuk apa aku hidup..biLa aku sudah kehiLangan raga dan jiwamu..
Televisi di sudut kamar itu entah sudah berapa lama tetap dibiarkan saja menyala..
sampai tiba waktunya...
"Diberitakan telah ditemukan mayat seorang karyawati swasta Lisa Simanjutak, usia 29 tahun, kelahiran Bangka, dengan luka 8 tusukan. Tubuh korban di temukan oleh warga kampung Nelayan di sebuah parit di dekat jalan Sampan shubuh tadi,,Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan pencarian terhadap pelaku tindak kriminal tersebut...bla,,bla,,bla,,,"
Sudah ketemu rupanya,,
Maaf Ben,,
Telah kubunuh istrimu kemarin lusa..
Ben..
INILAH AKU TANPAMU..
AKU KEHILANGAN AKAL SEHATKU..
Ben,,
Andai kamu tahu itu aku,,
Pasti sekarang kamu sangat membenciku,,
Ben,,
Andai kita sedikit lebih awal bertemu,,
Sebelum kamu bertemu dengan istrimu,,
Arghhh...
Lalu demi apa aku harus hidup,,
***
Sedikit lagi,,
Hendak diteguknya cairan obat nyamuk itu,,
Sebentar lagi..
Sedangkan dari balik pintu yang terkunci itu,,
terdengar teriak dan jerit histeris Mama, Papa, Siska, Bik Ijah,
bahkan Delsey anjing kesayangannya..
Nyariss,,
dan...
...
....
...
CUT!!
yapp,,,baguss,, dibungkus yaa adegan ini,,
aktingmu bagus Lintang,,selamat..
well, semua kru kita lanjut syutingnya besok lagi yaa..
kata Sutradara.
-through gud times n bad times,, just live well.love mucH. laugh often,,be gratefuL n Be PositiVe-
Sabtu, 21 Januari 2012
Kamis, 19 Januari 2012
Aku Benci Kamu Hari Ini
Cinta itu tak pernah salah kan? message sent.
Lagi-lagi kamu. Benci.no reply.
Dinda,,R u theRe?message sent.
Huhhh,,,kamu lagii..kamu lagii,,Cukup!!no reply.
***
Adalah Desta Harmandika nama laki-laki itu. Dari semenjak kami sama-sama di bangku kuliah, sampai dengan detik ini..
Desta tidak pernah berhenti mencintaiku,,mengharapkanku..
Bukan aku tidak suka padanya,,aku suka..sangat suka,,
Siapa yang mampu berpaling dari pesona Desta?
Dada bidang,,Badan tegap dan atletis,,kulit putih,,jago main gitar,,jago main basket,,cerdas,,humoris,,
bahkan sekarang dia sudah menjadi lawyer di salah satu law firm ternama di bilangan Sudirman,,
punya rumah elite di kawasan Kemang,,plus tak ketinggalan pajero sport yang selalu menemaninya kemanapun dia pergi...
Tidak..
Tidak satupun wanita yang mampu menampik kharismanya.
Tidak terkecuali aku..
Tapi karena ego sektoral ku,,aku memintanya pergi,,
pergi sejauh mungkin untuk melupakan aku,,
dan memintanya memilih yang lain..
yang lain,,yang mungkin lebih bisa mencintainya..
Aku,,Dinda..usia 26 tahun,,
masih bermimpi untuk lanjut S2 ke Kanada..dan tak ingin membuat Desta menunggu..
Aku,,Dinda..usia 26 tahun,,
positif mengidap kanker payudara..,dan tak ingin menjadi penghalang kebahagiaan Desta..
Aku dan Diriku
Berhak apa, aku atas cinta??
Love is S*ucK !!
Sakit tiap kali harus memohon Desta untuk pergi.. tapi lebih sakit lagi bila harus menahannya di sini..
Cinta,,
Terlalu mencintai terkadang melahirkan benci,,
Benci dengan Desta karena bayangnya tak pernah mau pergi..
Sekuat apapun aku berusaha menepi..
Ia datang,,
lagi,,
lagi,,dan
lagii...
***
"Desta,,sebesar itukah rasa cintamu?Memang sebesar apa?" tanyaku suatu hari.
"Cintaku padamu adalah sebesar rasa cinta itu sendiri." jawab Desta.
"Menikahlah denganku, Din" kata Desta.
"Mencintaiku adalah kesalahan terbesarmu Desta..Aku tidak bisa" terangku.
Tiap kali kami bertemu,,selalu ada pertanyaan yang sama,,selalu ada jawaban yang sama..
selalu ada bohong yang sama,,bohong akan perasaanku,,bohong akan penyakitku,,,
yahh,,selalu begitu..
dan begitu saja..
Sebagai seorang wanita,,aku pun lelah membohongi perasaanku.. rasa ini pun begitu besar untuknya,,
Ingin,,
Sangat ingin menjadi isterinya,,
Sangat ingin menjadi ibu dari anak-anaknya,,
Desta,,andai kamu tahu..pun sedalam itu juga cintaku padamu..
Aku begitu iri dengan ketiga sahabatku yang lain,,
Maria Prahasiwi,,yang sibuk dengan kedua anak kembarnya..
Bintang Ariesta..yang baru saja lulus S2 dari Leiden Universiteit dan baru hamil anak pertama..
serta Wita Mahendri,,yang baru saja diterima di sebuah perusahaan swasta ternama dan bulan depan akan melangsungkan pernikahan dengan kekasih yang teramat dicintainya, hasil rekomendasiku,,
Selalu ada senang dan sedih setiap kali mendengar cerita bahagia mereka,,
andai aku bisa bahagia seperti mereka..andai aku bisa memilikimu Desta,,
Kenapa aku tidak seberuntung itu,,
hahh,,sudah lupakan.
***
bulan berikutnya..
"Din,,aku tidak sanggup menunggu terlalu lama... Biarkan aku memilikimu,,Biarkan aku menjaga dan membahagiakanmu,,bebaskan aku Din,," pinta Desta.
"Aku tahu soal sakitmu,,Aku tahu semua,,dan Aku tidak masalah akan hal itu,,
Tolong Din,,,selamatkan aku,,
selamatkan aku dari ketersiksaan ini,,Please..Kutunggu besok Din jam 9 pagi,,di Kafe Melati sebelah Stasiun Merdeka, masih ingat kan,," kata Desta lagi,,
"Baiklah" kataku
Aku lelah membohongi diriku..Biar,,
Biarkan kamu menjadi dosa terindahku Desta..
Keesokan paginya di restroom Kafe Melati,,
Aku tak kuasa menahan bahagia,,Ada Desta di luar sana menungguku,,
Kami bersama,,akhirnya,,,
Bipp,,Bipp,,Bipp,,,
sms dari Desta..
Sebentar lagi waktunya kita berangkat yaa sayang,,Udah kelar kan cuci tangannya..
Bipp,,Bipp,,Bipp,,,
Kulihat layar ponselku..Wita calling...
"Yaa Haloo?"
Terdengar suara sedu sedan di ujung sana...
"Aku batal nikah Din,,Desta tidak datang di acara akad tadi,,Tidak ada yang tahu ia pergi kemana,,
Ada yang bilang dia pergi dengan mantan pacarnya,,,,"
",,,,,"
Bukan Wit,,
Bukan dengan mantannya tapi
Desta calon suamimu pergi denganku,,
MAAF,,
Kupandangi cermin di restroom itu..
Kulihat lekat-lekat sosok yang terpantul pada cermin itu..
"AKU BENCI KAMU HARI INI"
Kumaki bayangku sendiri,,
Perihh,,
Dinda,,rasa memang tidak dapat dipungkiri tapi bukankah rasa dapat dipagari,,
Rabu, 18 Januari 2012
Sepucuk Surat (Bukan) Dariku
Surat itu tergeletak begitu saja di atas meja.
Ditulis dengan tinta hitam di atas secarik kertas merah muda.
Harum.
Dear Papa..
Mama tahu sudah sejak lama Papa tidak menginginkan Mama lagi..
Di mata Papa..Mama tidak lebih dari seonggok daging yang tidak lagi menggairahkan..
Timbunan lemak dan tumpukan sellulit itu telah menghilangkan nafsu Papa untuk menyentuh Mama,,
Apa Papa pikir..Mama bodoh Pa,,,
Mama juga tahu,,Papa sering melepaskan nafsu birahi Papa dengan wanita jalang itu.
Apa Papa tidak sadar..Mama memergoki kalian waktu itu..di siang hari di kafe itu..
Kalian bercumbu.
Ini tidak mungkin. batin Arman
Tangannya bergetar..jantungnya berdegup kencang..Mampus!!
Pasti ada yang salah. Pasti.
Dibacanya lagi surat itu...
Mama sudah tidak tahan Pa.. Papa terlalu menyakiti batin Mama. Papa telah memperkosa harga diri Mama.Selama ini Mama yang bekerja membanting tulang. Tapi Papa justru menghabiskan uang hasil jerih payah itu dengan main serong. Tega!!
Mama diam saja tidak berarti Mama tidak cemburu Pa. Mama cemburu.
tapi Mama lebih memilih diam.
Diam karena terlalu mencintaimu, Pa. sama halnya ketika menulis surat ini,,
Mama terlalu cinta, maka Mama tak sampai hati menghardikmu secara langsung.
Tapi ini sudah lebih dari cukup Pa..Ijinkan Mama pergi..Lepaskan Mama...Ceraikan Mama.
_isterimu_
Tidak. Ini tidak boleh terjadi. pekik Arman dalam hati.
***
"Ma...apa maksud Mama menulis surat ini?" teriak Arman kepada Dewi.
"Surat apa Pa?" tanya Dewi kaget.
"Sudah Ma...baca saja.." gertak Arman. sambil melemparkan surat itu kepada Dewi.
"Ini apa.." tanya Dewi.
"Ma...kenapa Mama tidak percaya pada Papa..Papa kurang apa..Papa hanya mencintai Mama.
Tidak ada yang lain. Tapi kenapa Mama menuduh Papa dan memfitnah Papa seperti ini. Mama bahkan minta supaya Papa menceraikan Mama. Apa-apaan ini Ma?"
Dewi bingung.
"Tapi,, Pa,,bukan maksud Mama begitu,, Dengar dulu Pa.."
"Papa kecewa Ma..Mama tahu benar kan, Mama sangat berarti buat Papa. Apa Mama tidak percaya dengan Papa?" teriak Arman.
"Bukan tidak percaya Pa..Mama hanya dari tadi bingung dari mana Papa dapat surat ini.
Tapi...sikap Papa memang akhir-akhir ini aneh,,Papa jarang makan malam di rumah,,Tiap kali wiken bilangnya lembur.. jangan-jangan Papa betul maen serong? Papa betul punya simpanan? Ngaku.." balas Dewi.
Arman panik. Dewi justru balik emosi.
Bukan.
Bukan begini skenarionya.
Dewi tidak boleh menggugat cerai aku.
Ratih menuruni anak tangga itu.
"Ada apa ribut-ribut Ma..?? Pa??" teriaknya.
"Mama mu minta cerai Tih.." terang Arman.
"Apa ini Ma... Kenapa begitu Ma?? Ratih gak terima..Ini konyol.."
"Ini semua tidak benar. Papamu justru yang menuduh Mama duluan dengan menulis surat itu"
"Surat apa Ma?" Ratih menarik surat itu dari tangan Dewi.
"Ya Tuhan...Pa.. Ma... Ini surat, Ratih yang buat."
???
"Iya Ma..Pa..Ratih berniat ikut lomba menulis Surat Untuk Papa..dengan tema cemburu.. Kalau menang, bisa jalan-jalan ke Singapura dengan editor dari Majalah "SimpLe". "
Fiuhh..ternyata
Dipeluknya Dewi..
"Untung yaa Ma,,ini cuma salah paham.." kata Arman kepada Dewi.
Dewi pun tersenyum lega..
Arman mengambil hp androidnya,,
Untung masih selamat,,
Sms itu dikirim untuk Arini, gadis paruh baya yang dinikah sirri oleh Arman tujuh bulan lalu.
Dihapusnya cepat-cepat sent item itu.
Nyess..!
Ditulis dengan tinta hitam di atas secarik kertas merah muda.
Harum.
Dear Papa..
Mama tahu sudah sejak lama Papa tidak menginginkan Mama lagi..
Di mata Papa..Mama tidak lebih dari seonggok daging yang tidak lagi menggairahkan..
Timbunan lemak dan tumpukan sellulit itu telah menghilangkan nafsu Papa untuk menyentuh Mama,,
Apa Papa pikir..Mama bodoh Pa,,,
Mama juga tahu,,Papa sering melepaskan nafsu birahi Papa dengan wanita jalang itu.
Apa Papa tidak sadar..Mama memergoki kalian waktu itu..di siang hari di kafe itu..
Kalian bercumbu.
Ini tidak mungkin. batin Arman
Tangannya bergetar..jantungnya berdegup kencang..Mampus!!
Pasti ada yang salah. Pasti.
Dibacanya lagi surat itu...
Mama sudah tidak tahan Pa.. Papa terlalu menyakiti batin Mama. Papa telah memperkosa harga diri Mama.Selama ini Mama yang bekerja membanting tulang. Tapi Papa justru menghabiskan uang hasil jerih payah itu dengan main serong. Tega!!
Mama diam saja tidak berarti Mama tidak cemburu Pa. Mama cemburu.
tapi Mama lebih memilih diam.
Diam karena terlalu mencintaimu, Pa. sama halnya ketika menulis surat ini,,
Mama terlalu cinta, maka Mama tak sampai hati menghardikmu secara langsung.
Tapi ini sudah lebih dari cukup Pa..Ijinkan Mama pergi..Lepaskan Mama...Ceraikan Mama.
_isterimu_
Tidak. Ini tidak boleh terjadi. pekik Arman dalam hati.
***
"Ma...apa maksud Mama menulis surat ini?" teriak Arman kepada Dewi.
"Surat apa Pa?" tanya Dewi kaget.
"Sudah Ma...baca saja.." gertak Arman. sambil melemparkan surat itu kepada Dewi.
"Ini apa.." tanya Dewi.
"Ma...kenapa Mama tidak percaya pada Papa..Papa kurang apa..Papa hanya mencintai Mama.
Tidak ada yang lain. Tapi kenapa Mama menuduh Papa dan memfitnah Papa seperti ini. Mama bahkan minta supaya Papa menceraikan Mama. Apa-apaan ini Ma?"
Dewi bingung.
"Tapi,, Pa,,bukan maksud Mama begitu,, Dengar dulu Pa.."
"Papa kecewa Ma..Mama tahu benar kan, Mama sangat berarti buat Papa. Apa Mama tidak percaya dengan Papa?" teriak Arman.
"Bukan tidak percaya Pa..Mama hanya dari tadi bingung dari mana Papa dapat surat ini.
Tapi...sikap Papa memang akhir-akhir ini aneh,,Papa jarang makan malam di rumah,,Tiap kali wiken bilangnya lembur.. jangan-jangan Papa betul maen serong? Papa betul punya simpanan? Ngaku.." balas Dewi.
Arman panik. Dewi justru balik emosi.
Bukan.
Bukan begini skenarionya.
Dewi tidak boleh menggugat cerai aku.
Ratih menuruni anak tangga itu.
"Ada apa ribut-ribut Ma..?? Pa??" teriaknya.
"Mama mu minta cerai Tih.." terang Arman.
"Apa ini Ma... Kenapa begitu Ma?? Ratih gak terima..Ini konyol.."
"Ini semua tidak benar. Papamu justru yang menuduh Mama duluan dengan menulis surat itu"
"Surat apa Ma?" Ratih menarik surat itu dari tangan Dewi.
"Ya Tuhan...Pa.. Ma... Ini surat, Ratih yang buat."
???
"Iya Ma..Pa..Ratih berniat ikut lomba menulis Surat Untuk Papa..dengan tema cemburu.. Kalau menang, bisa jalan-jalan ke Singapura dengan editor dari Majalah "SimpLe". "
Fiuhh..ternyata
Dipeluknya Dewi..
"Untung yaa Ma,,ini cuma salah paham.." kata Arman kepada Dewi.
Dewi pun tersenyum lega..
Arman mengambil hp androidnya,,
Untung masih selamat,,
Sms itu dikirim untuk Arini, gadis paruh baya yang dinikah sirri oleh Arman tujuh bulan lalu.
Dihapusnya cepat-cepat sent item itu.
Nyess..!
Selasa, 17 Januari 2012
Ada Dia Di Matamu
“Jadi itu alasan kamu tidak ingin
buru-buru menikah dengan ku??
karena
ada dia dimatamu??Karena kamu lebih
memilih Mamaku??
Sintinggg!!”
gertak Rara.
“Bukan begitu Ra…dengar dulu
penjelasanku…” Dewa menarik kuat lengan Rara.
“Mama juga,,,kenapa Ma,,,kenapa mesti
Dewa yang jadi calon papa tiri Rara??
Kenapa
Mama tega?? Rara ingin Mama bahagia sepeninggal almarhum Papa,,,
tapi
bukan begini caranya Ma…” Rara menangis terisak,, amarah itu meledak.
Mama
hanya diam..menangis,,terus menangis dan bersimpuh di kaki Rara. Memohon maaf.
Terlambat kata Rara dalam hati.
Rara
muak. Rara benci.
“Cukuuuupppp Maaaa,,,, Rara benci
Mama,,,,Rara benci Dewa,,,kalian Jahaaaattttt!!!!”
teriak Rara sambil bergegas pergi.
teriak Rara sambil bergegas pergi.
Yaa,,dia
lari,,secepat dan sejauh mungkin.
Meninggalkan Mama dan Dewa yang masih saja terpaku,
Meninggalkan Mama dan Dewa yang masih saja terpaku,
merasa bersalah dan hanya setengah
berbusana.
***
Masih di hari yang sama…
Lagu Moves Like Jagger , nada
panggil milik Ares berbunyi…
“Ya say..kenapa lagi?” tanya Ares dengan nada penuh perhatian.
Dia sudah hafal betul siapa
pemilik suara di seberang sana.
Suara itu milik Rara. Sahabat karibnya.
Rara mengajak Ares bertemu.
Ia merasa tidak kuat menanggung beban itu sendiri.
Suara itu milik Rara. Sahabat karibnya.
Rara mengajak Ares bertemu.
Ia merasa tidak kuat menanggung beban itu sendiri.
“Mama kamu dan Dewa?”
tanya Ares seolah tak percaya dengan apa yang telah ia dengar barusan.
tanya Ares seolah tak percaya dengan apa yang telah ia dengar barusan.
Rara menceritakan setiap detail
adegan yang baru saja meluluhlantakkan hatinya.
“Aku tahu betul Mamaku. Aku tahu
sejak sepeninggal Papa, dia sering bawa laki-laki tak dikenal untuk berkunjung ke
rumah. Beberapa dari mereka bahkan sering menginap.
Aku sadar, Mama butuh pendapatan lebih untuk menghidupi aku dan ketiga adikku.
Aku berusaha menerima keterbatasan Mamaku, Mamaku yang jauh dari kata suci.
Tapi kenapa Mama justru memilih Dewa, lelaki yang sudah aku pacari 2 tahun ini?
Kenapa Dewa yang mesti Mama pilih jadi ayah tiriku?” ungkap Rara berapi-api.
Aku sadar, Mama butuh pendapatan lebih untuk menghidupi aku dan ketiga adikku.
Aku berusaha menerima keterbatasan Mamaku, Mamaku yang jauh dari kata suci.
Tapi kenapa Mama justru memilih Dewa, lelaki yang sudah aku pacari 2 tahun ini?
Kenapa Dewa yang mesti Mama pilih jadi ayah tiriku?” ungkap Rara berapi-api.
“Sudah Ra,,jangan minum lagi. Bir
itu tidak baik untukmu”. sanggah Ares.
“Aku ingin seperti kamu Res,
bebas. Tidak punya cinta. Time is money.
Life is money. Cinta itu Tahi.”
Ares cuma bisa diam, dalam hati
ia meringis, perih.
“Res.. kenapa kamu tidak menikah?
Kamu tampan. Kamu kaya. Kamu mapan. Wanita mana yang sanggup menolak kamu?Kenapa
kamu memilih sendiri? Siapa yang bakal mengurus kamu nanti?”lanjut Rara lagi.
“Sepertinya tidak ada tempat bagi
aku dan cintaku di dunia ini, Ra. Aku seperti dikutuk.” jelas Ares.
“Maksud kamu?”
***
“Ra,,,banguuunnn,,sudah pagi,
nanti terlambat masuk kantor..”
Suara Mama? Bagaimana mungkin?
MIMPI.
Semua kejadian tadi cuma mimpi?
Tidak ada Dewa. Tidak ada Ares.
Mataku sembab.
Mataku sembab.
Syukurlah,,ini cuma mimpi. Tuhan,
terima kasih. Untung cuma mimpi buruk.
Pagi ini,,matahari entah
bersembunyi dimana. Mendung.
Mama masih duduk di sofa depan. Berkelakar
dengan lelaki botak itu lagi.
Rara meraih handphonenya.
“Pagi sayang..” sapa Dewa.
“Ketemuan? Maaf Ra,,aku gak bisa.
Banyak meeting hari ini.
Kamu bisa maklum kan?” lanjut Dewa.
“Tentu saja, aku masih sayang
kamu Ra. Gak ada cewek lain lagi.
Kamu harus percaya itu.”
“Belum melamar kamu itu persoalan
lain Ra. Bukannya aku tidak serius.
Aku hanya belum siap. Aku pengen bisa mapan
dulu…” bla..bla..bla..
Rara jengah dengan setiap alasan
Dewa. Dia mematikan telponnya.
Di pencetnya nomor yang lain. Nomor Ares.
Di pencetnya nomor yang lain. Nomor Ares.
“Jam 10? Maaf Ra.. aku gak bisa.
Aku ada janji sama klien.
Malam baru bisa gimana?” jawab Ares.
“Kamu baik-baik aja kan, Ra?
Asal
nanti malam aku bakal available kok
buat kamu. “
“Janjian ama cewek? Hahaha Gak
lahh,,Benar kok,,dia cuma klien,,gak lebih.
Dalam kamusku gak ada kata cewek
dan gak ada kata cinta, Ra. Sibb,,
ditunggu nanti malam.”
Jam 10. 12…di Pagi yang sama..
Rara berjalan sendirian. Rehat
sejenak dari setumpuk tugas kantor, nikmat juga pikirnya. Kakinya melangkah ke Anomali
Café, sebuah kedai kopi yang berjarak sekitar dua blok dari tempatnya bekerja.
Sudah lama ia tidak menikmati coffe latte
dan Apple Pie disana. Seperti layaknya Ibu hamil, ia ngidam.
Rara semangat lagi.
Setelah lumayan jauh berjalan.
Akhirnya sampai juga.
Mata Rara berputar mencari tempat
duduk yang kosong.
Ramai.
Bola mata Rara sekejap berhenti
berputar.
Dia seolah tak percaya dengan apa
yang dilihatnya.
Di sudut Café itu, Dewa dan Ares
bercumbu.
Jlebb!!
Jadi karena ada Ares, di matamu
Wa..maka kamu selalu berkelit
tiap kali aku minta kamu menikahiku.
tiap kali aku minta kamu menikahiku.
Jadi karena ada Dewa, di matamu
Res.. maka kamu berbohong
dan bilang gak butuh cewek.
dan bilang gak butuh cewek.
Damn!! Batin Rara.
Pandangan Rara kabur. Rara merasa
tubuhnya melayang.
Tuhan, kali ini bukan mimpi.Senin, 16 Januari 2012
JadiLah Milikku, mau?
Bukan kemarin sore aku mengenalnya.
Asih adalah kawan mainku sedari kecil.
Bukan hanya lugu, tapi tutur kata dan perangainya juga santun.
Rambutnya panjang terurai, matanya belok, hidungnya bangir.
Setiap kali bibir Asih mengulas senyum, hatiku terbuai.
Sudah dua belas tahun kami menjalin kasih.
Bermula ketika kami tengah menimba ilmu di bangku SMA kelas 1,
tidak ada yang lain yang mampu menggantikan figur Asih dalam hidupku.
Tidak dahulu tidak juga sekarang.
Hari ini aku berniat melamarnya.
Melamar Asih untuk mau menjadi 'ummi' bagi calon anak-anakku kelak.
Kusewa salah satu resto termahal di kota kami,
hasil jerih payahku selama 6 bulan terakhir ini,
hanya untuk sekedar “candle light dinner” dengan Asih.
"Kok gak biasanya Mas, kita makan di tempat elite begini?” tanya Asih tersipu.
“Sekali-sekali Dek.. mumpung Mas ada rejeki.” jawabku sekenanya.
“Mas Bagyo hari ini aneh,,rambutnya klimis betul,,setelannya rapi,,
sumpah ganteng tenan. Sampai pangling aku, Mas.” kata Asih lagi,
dengan nada medok-nya, seolah tak percaya yang sedang ia ajak bicara ini
adalah Bagyo pacarnya, sopir taksi Expert.
Kupandangi wajah ayu itu,,diantara semburat bayang rembulan,,
Angin menyapu wajah kami yang tengah merah merona karna kasmaran, sedangkan
lagu “Anggrek Bulan” mengalun merdu dari bibir biduan yang bergincu merah di atas panggung itu.
What a perfect moment! pikirku.
Setengah terbata, aku mencoba menyampaikan maksudku pada Asih.
Bismillahirrohmanirrohim.
“Dek,,sudah lama kita bersama...rasanya kok tidak pantas dan tidak elok
bila Mas menggantungkan hubungan kita..”
Detak jantungku berdegup kencang lebih dari biasanya...
“Mas mau kita bisa lebih dari sekedar pacaran Dek,,
Mas pengen bisa jadi kakek nenek sama kamu..Apa kamu mau kupinang jadi isteriku, Dek?”
Akhirnyaa,,,,keluar juga,,
Aku menghela nafas lega,,,
Asih tersipu dan aku menunggu..
Asih mulai berkata dan aku mendengar dengan seksama..
“Mas Gyo,,apa yaa perlu aku jawab pertanyaanmu itu..Sedari dulu..
lhah yaa cuma sama Mas Gyo yang Asih sayang,,yang Asih cinta,,
Ndak ada alasan buat Asih nolak pinangan Mas Gyo.”
Hatiku melonjak kegirangan,,,kukecup lembut punggung telapak tangannya,,,Senang.
Ya Allah, biyung,,,, maturnuwun,,, sudah ikut mendoakan anakmu ini,,,kataku dalam hati.
Spontan,,aku ambil kotak cincin di saku celanaku,,
Tak sabar aku ingin menyematkannya di jari manis Asih yang mungil itu.
Kubuka kotak itu perlahan..
Asih menatap heran..
“Astaghfirullah”
Belum kutebus cincin itu..lupaa.
Asih tersenyum KECUT
dan aku hanya bisa menatap nanar pada kotak kosong itu...
Bagyo B-O-D-O-H!!!!
(pekikku dalam hati)
Inilah Aku Tanpamu
Kamu dimana...
Sedang apa kamu..
Rindu,,
Betapa aku merindukan setiap jengkal kebersamaan kita,,
merindukan tiap hembusan nafas dan aroma tubuhmu tiap kali tubuh kita saling merapat hingga lekat,,
Tidak ada yang mampu sepertimu, Ben..
Tidak dengan cara mereka mencumbuku..
Tidak dengan cara mereka mendekap erat tubuhku..
Tidak dengan cara mereka menatap dalam kedua bola mataku,,
Tidak,,
Mereka tidak seperti kamu,,
Mereka bukan kamu,,!!
Masih segar dalam ingatan,,ketika kamu memutuskan untuk menyerah dua minggu lalu,,
Tidak ada tangis saat itu,,Tidak dariku pun darimu,,Tapi kita sama-sama tahu..
Bahwa masih ada residu rasa yang tertinggal..
Kini kamu menjelma menjadi kata dalam diam,,
Kamu ada namun tak benar-benar ada,,
Kamu hadir namun tak nampak,,
Yahh,,kamu,,
kamu,,
dan kamu,,
Bayangmu tak pernah jemu berpendar terus dan terus dalam pikiranku,,
You hoLd me without toucH..
You keep me without chains,,
Ben..
Arghhhh,,, Kangeeenn Kamuu....
***
Dara masih mengurung diri di dalam kamar miliknya.
Sudah 4 hari terakhir ini ia melakukan rutinitas yang sama.
Melamun..
Lalu Melamun..
dan Hanya Melamun..
Tatapannya kosong..
Matanya bengkak dan basah oleh isak yang sepertinya enggan beranjak,,
Bibirnya kering dan
Wajahnya pucat..
Dara tak juga bergeming sedikit pun,,
Diabaikannya setiap sapaan, nasihat, teguran, candaan dan ajakan..
yang secara bergilir terdengar dari balik pintu kamarnya.
Untuk apa,,,untuk apa aku hidup..biLa aku sudah kehiLangan raga dan jiwamu..
Televisi di sudut kamar itu entah sudah berapa lama tetap dibiarkan saja menyala..
sampai tiba waktunya...
"Diberitakan telah ditemukan mayat seorang karyawati swasta Lisa Simanjutak, usia 29 tahun, kelahiran Bangka, dengan luka 8 tusukan. Tubuh korban di temukan oleh warga kampung Nelayan di sebuah parit di dekat jalan Sampan shubuh tadi,,Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan pencarian terhadap pelaku tindak kriminal tersebut...bla,,bla,,bla,,,"
Sudah ketemu rupanya,,
Maaf Ben,,
Telah kubunuh istrimu kemarin lusa..
Ben..
INILAH AKU TANPAMU..
AKU KEHILANGAN AKAL SEHATKU..
Ben,,
Andai kamu tahu itu aku,,
Pasti sekarang kamu sangat membenciku,,
Ben,,
Andai kita sedikit lebih awal bertemu,,
Sebelum kamu bertemu dengan istrimu,,
Arghhh...
Lalu demi apa aku harus hidup,,
***
Sedikit lagi,,
Hendak diteguknya cairan obat nyamuk itu,,
Sebentar lagi..
Sedangkan dari balik pintu yang terkunci itu,,
terdengar teriak dan jerit histeris Mama, Papa, Siska, Bik Ijah,
bahkan Delsey anjing kesayangannya..
Nyariss,,
dan...
...
....
...
CUT!!
yapp,,,baguss,, dibungkus yaa adegan ini,,
aktingmu bagus Lintang,,selamat..
well, semua kru kita lanjut syutingnya besok lagi yaa..
kata Sutradara.
Sedang apa kamu..
Rindu,,
Betapa aku merindukan setiap jengkal kebersamaan kita,,
merindukan tiap hembusan nafas dan aroma tubuhmu tiap kali tubuh kita saling merapat hingga lekat,,
Tidak ada yang mampu sepertimu, Ben..
Tidak dengan cara mereka mencumbuku..
Tidak dengan cara mereka mendekap erat tubuhku..
Tidak dengan cara mereka menatap dalam kedua bola mataku,,
Tidak,,
Mereka tidak seperti kamu,,
Mereka bukan kamu,,!!
Masih segar dalam ingatan,,ketika kamu memutuskan untuk menyerah dua minggu lalu,,
Tidak ada tangis saat itu,,Tidak dariku pun darimu,,Tapi kita sama-sama tahu..
Bahwa masih ada residu rasa yang tertinggal..
Kini kamu menjelma menjadi kata dalam diam,,
Kamu ada namun tak benar-benar ada,,
Kamu hadir namun tak nampak,,
Yahh,,kamu,,
kamu,,
dan kamu,,
Bayangmu tak pernah jemu berpendar terus dan terus dalam pikiranku,,
You hoLd me without toucH..
You keep me without chains,,
Ben..
Arghhhh,,, Kangeeenn Kamuu....
***
Dara masih mengurung diri di dalam kamar miliknya.
Sudah 4 hari terakhir ini ia melakukan rutinitas yang sama.
Melamun..
Lalu Melamun..
dan Hanya Melamun..
Tatapannya kosong..
Matanya bengkak dan basah oleh isak yang sepertinya enggan beranjak,,
Bibirnya kering dan
Wajahnya pucat..
Dara tak juga bergeming sedikit pun,,
Diabaikannya setiap sapaan, nasihat, teguran, candaan dan ajakan..
yang secara bergilir terdengar dari balik pintu kamarnya.
Untuk apa,,,untuk apa aku hidup..biLa aku sudah kehiLangan raga dan jiwamu..
Televisi di sudut kamar itu entah sudah berapa lama tetap dibiarkan saja menyala..
sampai tiba waktunya...
"Diberitakan telah ditemukan mayat seorang karyawati swasta Lisa Simanjutak, usia 29 tahun, kelahiran Bangka, dengan luka 8 tusukan. Tubuh korban di temukan oleh warga kampung Nelayan di sebuah parit di dekat jalan Sampan shubuh tadi,,Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan pencarian terhadap pelaku tindak kriminal tersebut...bla,,bla,,bla,,,"
Sudah ketemu rupanya,,
Maaf Ben,,
Telah kubunuh istrimu kemarin lusa..
Ben..
INILAH AKU TANPAMU..
AKU KEHILANGAN AKAL SEHATKU..
Ben,,
Andai kamu tahu itu aku,,
Pasti sekarang kamu sangat membenciku,,
Ben,,
Andai kita sedikit lebih awal bertemu,,
Sebelum kamu bertemu dengan istrimu,,
Arghhh...
Lalu demi apa aku harus hidup,,
***
Sedikit lagi,,
Hendak diteguknya cairan obat nyamuk itu,,
Sebentar lagi..
Sedangkan dari balik pintu yang terkunci itu,,
terdengar teriak dan jerit histeris Mama, Papa, Siska, Bik Ijah,
bahkan Delsey anjing kesayangannya..
Nyariss,,
dan...
...
....
...
CUT!!
yapp,,,baguss,, dibungkus yaa adegan ini,,
aktingmu bagus Lintang,,selamat..
well, semua kru kita lanjut syutingnya besok lagi yaa..
kata Sutradara.
Aku Benci Kamu Hari Ini
Cinta itu tak pernah salah kan? message sent.
Lagi-lagi kamu. Benci.no reply.
Dinda,,R u theRe?message sent.
Huhhh,,,kamu lagii..kamu lagii,,Cukup!!no reply.
***
Adalah Desta Harmandika nama laki-laki itu. Dari semenjak kami sama-sama di bangku kuliah, sampai dengan detik ini..
Desta tidak pernah berhenti mencintaiku,,mengharapkanku..
Bukan aku tidak suka padanya,,aku suka..sangat suka,,
Siapa yang mampu berpaling dari pesona Desta?
Dada bidang,,Badan tegap dan atletis,,kulit putih,,jago main gitar,,jago main basket,,cerdas,,humoris,,
bahkan sekarang dia sudah menjadi lawyer di salah satu law firm ternama di bilangan Sudirman,,
punya rumah elite di kawasan Kemang,,plus tak ketinggalan pajero sport yang selalu menemaninya kemanapun dia pergi...
Tidak..
Tidak satupun wanita yang mampu menampik kharismanya.
Tidak terkecuali aku..
Tapi karena ego sektoral ku,,aku memintanya pergi,,
pergi sejauh mungkin untuk melupakan aku,,
dan memintanya memilih yang lain..
yang lain,,yang mungkin lebih bisa mencintainya..
Aku,,Dinda..usia 26 tahun,,
masih bermimpi untuk lanjut S2 ke Kanada..dan tak ingin membuat Desta menunggu..
Aku,,Dinda..usia 26 tahun,,
positif mengidap kanker payudara..,dan tak ingin menjadi penghalang kebahagiaan Desta..
Aku dan Diriku
Berhak apa, aku atas cinta??
Love is S*ucK !!
Sakit tiap kali harus memohon Desta untuk pergi.. tapi lebih sakit lagi bila harus menahannya di sini..
Cinta,,
Terlalu mencintai terkadang melahirkan benci,,
Benci dengan Desta karena bayangnya tak pernah mau pergi..
Sekuat apapun aku berusaha menepi..
Ia datang,,
lagi,,
lagi,,dan
lagii...
***
"Desta,,sebesar itukah rasa cintamu?Memang sebesar apa?" tanyaku suatu hari.
"Cintaku padamu adalah sebesar rasa cinta itu sendiri." jawab Desta.
"Menikahlah denganku, Din" kata Desta.
"Mencintaiku adalah kesalahan terbesarmu Desta..Aku tidak bisa" terangku.
Tiap kali kami bertemu,,selalu ada pertanyaan yang sama,,selalu ada jawaban yang sama..
selalu ada bohong yang sama,,bohong akan perasaanku,,bohong akan penyakitku,,,
yahh,,selalu begitu..
dan begitu saja..
Sebagai seorang wanita,,aku pun lelah membohongi perasaanku.. rasa ini pun begitu besar untuknya,,
Ingin,,
Sangat ingin menjadi isterinya,,
Sangat ingin menjadi ibu dari anak-anaknya,,
Desta,,andai kamu tahu..pun sedalam itu juga cintaku padamu..
Aku begitu iri dengan ketiga sahabatku yang lain,,
Maria Prahasiwi,,yang sibuk dengan kedua anak kembarnya..
Bintang Ariesta..yang baru saja lulus S2 dari Leiden Universiteit dan baru hamil anak pertama..
serta Wita Mahendri,,yang baru saja diterima di sebuah perusahaan swasta ternama dan bulan depan akan melangsungkan pernikahan dengan kekasih yang teramat dicintainya, hasil rekomendasiku,,
Selalu ada senang dan sedih setiap kali mendengar cerita bahagia mereka,,
andai aku bisa bahagia seperti mereka..andai aku bisa memilikimu Desta,,
Kenapa aku tidak seberuntung itu,,
hahh,,sudah lupakan.
***
bulan berikutnya..
"Din,,aku tidak sanggup menunggu terlalu lama... Biarkan aku memilikimu,,Biarkan aku menjaga dan membahagiakanmu,,bebaskan aku Din,," pinta Desta.
"Aku tahu soal sakitmu,,Aku tahu semua,,dan Aku tidak masalah akan hal itu,,
Tolong Din,,,selamatkan aku,,
selamatkan aku dari ketersiksaan ini,,Please..Kutunggu besok Din jam 9 pagi,,di Kafe Melati sebelah Stasiun Merdeka, masih ingat kan,," kata Desta lagi,,
"Baiklah" kataku
Aku lelah membohongi diriku..Biar,,
Biarkan kamu menjadi dosa terindahku Desta..
Keesokan paginya di restroom Kafe Melati,,
Aku tak kuasa menahan bahagia,,Ada Desta di luar sana menungguku,,
Kami bersama,,akhirnya,,,
Bipp,,Bipp,,Bipp,,,
sms dari Desta..
Sebentar lagi waktunya kita berangkat yaa sayang,,Udah kelar kan cuci tangannya..
Bipp,,Bipp,,Bipp,,,
Kulihat layar ponselku..Wita calling...
"Yaa Haloo?"
Terdengar suara sedu sedan di ujung sana...
"Aku batal nikah Din,,Desta tidak datang di acara akad tadi,,Tidak ada yang tahu ia pergi kemana,,
Ada yang bilang dia pergi dengan mantan pacarnya,,,,"
",,,,,"
Bukan Wit,,
Bukan dengan mantannya tapi
Desta calon suamimu pergi denganku,,
MAAF,,
Kupandangi cermin di restroom itu..
Kulihat lekat-lekat sosok yang terpantul pada cermin itu..
"AKU BENCI KAMU HARI INI"
Kumaki bayangku sendiri,,
Perihh,,
Dinda,,rasa memang tidak dapat dipungkiri tapi bukankah rasa dapat dipagari,,
Sepucuk Surat (Bukan) Dariku
Surat itu tergeletak begitu saja di atas meja.
Ditulis dengan tinta hitam di atas secarik kertas merah muda.
Harum.
Dear Papa..
Mama tahu sudah sejak lama Papa tidak menginginkan Mama lagi..
Di mata Papa..Mama tidak lebih dari seonggok daging yang tidak lagi menggairahkan..
Timbunan lemak dan tumpukan sellulit itu telah menghilangkan nafsu Papa untuk menyentuh Mama,,
Apa Papa pikir..Mama bodoh Pa,,,
Mama juga tahu,,Papa sering melepaskan nafsu birahi Papa dengan wanita jalang itu.
Apa Papa tidak sadar..Mama memergoki kalian waktu itu..di siang hari di kafe itu..
Kalian bercumbu.
Ini tidak mungkin. batin Arman
Tangannya bergetar..jantungnya berdegup kencang..Mampus!!
Pasti ada yang salah. Pasti.
Dibacanya lagi surat itu...
Mama sudah tidak tahan Pa.. Papa terlalu menyakiti batin Mama. Papa telah memperkosa harga diri Mama.Selama ini Mama yang bekerja membanting tulang. Tapi Papa justru menghabiskan uang hasil jerih payah itu dengan main serong. Tega!!
Mama diam saja tidak berarti Mama tidak cemburu Pa. Mama cemburu.
tapi Mama lebih memilih diam.
Diam karena terlalu mencintaimu, Pa. sama halnya ketika menulis surat ini,,
Mama terlalu cinta, maka Mama tak sampai hati menghardikmu secara langsung.
Tapi ini sudah lebih dari cukup Pa..Ijinkan Mama pergi..Lepaskan Mama...Ceraikan Mama.
_isterimu_
Tidak. Ini tidak boleh terjadi. pekik Arman dalam hati.
***
"Ma...apa maksud Mama menulis surat ini?" teriak Arman kepada Dewi.
"Surat apa Pa?" tanya Dewi kaget.
"Sudah Ma...baca saja.." gertak Arman. sambil melemparkan surat itu kepada Dewi.
"Ini apa.." tanya Dewi.
"Ma...kenapa Mama tidak percaya pada Papa..Papa kurang apa..Papa hanya mencintai Mama.
Tidak ada yang lain. Tapi kenapa Mama menuduh Papa dan memfitnah Papa seperti ini. Mama bahkan minta supaya Papa menceraikan Mama. Apa-apaan ini Ma?"
Dewi bingung.
"Tapi,, Pa,,bukan maksud Mama begitu,, Dengar dulu Pa.."
"Papa kecewa Ma..Mama tahu benar kan, Mama sangat berarti buat Papa. Apa Mama tidak percaya dengan Papa?" teriak Arman.
"Bukan tidak percaya Pa..Mama hanya dari tadi bingung dari mana Papa dapat surat ini.
Tapi...sikap Papa memang akhir-akhir ini aneh,,Papa jarang makan malam di rumah,,Tiap kali wiken bilangnya lembur.. jangan-jangan Papa betul maen serong? Papa betul punya simpanan? Ngaku.." balas Dewi.
Arman panik. Dewi justru balik emosi.
Bukan.
Bukan begini skenarionya.
Dewi tidak boleh menggugat cerai aku.
Ratih menuruni anak tangga itu.
"Ada apa ribut-ribut Ma..?? Pa??" teriaknya.
"Mama mu minta cerai Tih.." terang Arman.
"Apa ini Ma... Kenapa begitu Ma?? Ratih gak terima..Ini konyol.."
"Ini semua tidak benar. Papamu justru yang menuduh Mama duluan dengan menulis surat itu"
"Surat apa Ma?" Ratih menarik surat itu dari tangan Dewi.
"Ya Tuhan...Pa.. Ma... Ini surat, Ratih yang buat."
???
"Iya Ma..Pa..Ratih berniat ikut lomba menulis Surat Untuk Papa..dengan tema cemburu.. Kalau menang, bisa jalan-jalan ke Singapura dengan editor dari Majalah "SimpLe". "
Fiuhh..ternyata
Dipeluknya Dewi..
"Untung yaa Ma,,ini cuma salah paham.." kata Arman kepada Dewi.
Dewi pun tersenyum lega..
Arman mengambil hp androidnya,,
Untung masih selamat,,
Sms itu dikirim untuk Arini, gadis paruh baya yang dinikah sirri oleh Arman tujuh bulan lalu.
Dihapusnya cepat-cepat sent item itu.
Nyess..!
Ditulis dengan tinta hitam di atas secarik kertas merah muda.
Harum.
Dear Papa..
Mama tahu sudah sejak lama Papa tidak menginginkan Mama lagi..
Di mata Papa..Mama tidak lebih dari seonggok daging yang tidak lagi menggairahkan..
Timbunan lemak dan tumpukan sellulit itu telah menghilangkan nafsu Papa untuk menyentuh Mama,,
Apa Papa pikir..Mama bodoh Pa,,,
Mama juga tahu,,Papa sering melepaskan nafsu birahi Papa dengan wanita jalang itu.
Apa Papa tidak sadar..Mama memergoki kalian waktu itu..di siang hari di kafe itu..
Kalian bercumbu.
Ini tidak mungkin. batin Arman
Tangannya bergetar..jantungnya berdegup kencang..Mampus!!
Pasti ada yang salah. Pasti.
Dibacanya lagi surat itu...
Mama sudah tidak tahan Pa.. Papa terlalu menyakiti batin Mama. Papa telah memperkosa harga diri Mama.Selama ini Mama yang bekerja membanting tulang. Tapi Papa justru menghabiskan uang hasil jerih payah itu dengan main serong. Tega!!
Mama diam saja tidak berarti Mama tidak cemburu Pa. Mama cemburu.
tapi Mama lebih memilih diam.
Diam karena terlalu mencintaimu, Pa. sama halnya ketika menulis surat ini,,
Mama terlalu cinta, maka Mama tak sampai hati menghardikmu secara langsung.
Tapi ini sudah lebih dari cukup Pa..Ijinkan Mama pergi..Lepaskan Mama...Ceraikan Mama.
_isterimu_
Tidak. Ini tidak boleh terjadi. pekik Arman dalam hati.
***
"Ma...apa maksud Mama menulis surat ini?" teriak Arman kepada Dewi.
"Surat apa Pa?" tanya Dewi kaget.
"Sudah Ma...baca saja.." gertak Arman. sambil melemparkan surat itu kepada Dewi.
"Ini apa.." tanya Dewi.
"Ma...kenapa Mama tidak percaya pada Papa..Papa kurang apa..Papa hanya mencintai Mama.
Tidak ada yang lain. Tapi kenapa Mama menuduh Papa dan memfitnah Papa seperti ini. Mama bahkan minta supaya Papa menceraikan Mama. Apa-apaan ini Ma?"
Dewi bingung.
"Tapi,, Pa,,bukan maksud Mama begitu,, Dengar dulu Pa.."
"Papa kecewa Ma..Mama tahu benar kan, Mama sangat berarti buat Papa. Apa Mama tidak percaya dengan Papa?" teriak Arman.
"Bukan tidak percaya Pa..Mama hanya dari tadi bingung dari mana Papa dapat surat ini.
Tapi...sikap Papa memang akhir-akhir ini aneh,,Papa jarang makan malam di rumah,,Tiap kali wiken bilangnya lembur.. jangan-jangan Papa betul maen serong? Papa betul punya simpanan? Ngaku.." balas Dewi.
Arman panik. Dewi justru balik emosi.
Bukan.
Bukan begini skenarionya.
Dewi tidak boleh menggugat cerai aku.
Ratih menuruni anak tangga itu.
"Ada apa ribut-ribut Ma..?? Pa??" teriaknya.
"Mama mu minta cerai Tih.." terang Arman.
"Apa ini Ma... Kenapa begitu Ma?? Ratih gak terima..Ini konyol.."
"Ini semua tidak benar. Papamu justru yang menuduh Mama duluan dengan menulis surat itu"
"Surat apa Ma?" Ratih menarik surat itu dari tangan Dewi.
"Ya Tuhan...Pa.. Ma... Ini surat, Ratih yang buat."
???
"Iya Ma..Pa..Ratih berniat ikut lomba menulis Surat Untuk Papa..dengan tema cemburu.. Kalau menang, bisa jalan-jalan ke Singapura dengan editor dari Majalah "SimpLe". "
Fiuhh..ternyata
Dipeluknya Dewi..
"Untung yaa Ma,,ini cuma salah paham.." kata Arman kepada Dewi.
Dewi pun tersenyum lega..
Arman mengambil hp androidnya,,
Untung masih selamat,,
Sms itu dikirim untuk Arini, gadis paruh baya yang dinikah sirri oleh Arman tujuh bulan lalu.
Dihapusnya cepat-cepat sent item itu.
Nyess..!
Ada Dia Di Matamu
“Jadi itu alasan kamu tidak ingin
buru-buru menikah dengan ku??
karena
ada dia dimatamu??Karena kamu lebih
memilih Mamaku??
Sintinggg!!”
gertak Rara.
“Bukan begitu Ra…dengar dulu
penjelasanku…” Dewa menarik kuat lengan Rara.
“Mama juga,,,kenapa Ma,,,kenapa mesti
Dewa yang jadi calon papa tiri Rara??
Kenapa
Mama tega?? Rara ingin Mama bahagia sepeninggal almarhum Papa,,,
tapi
bukan begini caranya Ma…” Rara menangis terisak,, amarah itu meledak.
Mama
hanya diam..menangis,,terus menangis dan bersimpuh di kaki Rara. Memohon maaf.
Terlambat kata Rara dalam hati.
Rara
muak. Rara benci.
“Cukuuuupppp Maaaa,,,, Rara benci
Mama,,,,Rara benci Dewa,,,kalian Jahaaaattttt!!!!”
teriak Rara sambil bergegas pergi.
teriak Rara sambil bergegas pergi.
Yaa,,dia
lari,,secepat dan sejauh mungkin.
Meninggalkan Mama dan Dewa yang masih saja terpaku,
Meninggalkan Mama dan Dewa yang masih saja terpaku,
merasa bersalah dan hanya setengah
berbusana.
***
Masih di hari yang sama…
Lagu Moves Like Jagger , nada
panggil milik Ares berbunyi…
“Ya say..kenapa lagi?” tanya Ares dengan nada penuh perhatian.
Dia sudah hafal betul siapa
pemilik suara di seberang sana.
Suara itu milik Rara. Sahabat karibnya.
Rara mengajak Ares bertemu.
Ia merasa tidak kuat menanggung beban itu sendiri.
Suara itu milik Rara. Sahabat karibnya.
Rara mengajak Ares bertemu.
Ia merasa tidak kuat menanggung beban itu sendiri.
“Mama kamu dan Dewa?”
tanya Ares seolah tak percaya dengan apa yang telah ia dengar barusan.
tanya Ares seolah tak percaya dengan apa yang telah ia dengar barusan.
Rara menceritakan setiap detail
adegan yang baru saja meluluhlantakkan hatinya.
“Aku tahu betul Mamaku. Aku tahu
sejak sepeninggal Papa, dia sering bawa laki-laki tak dikenal untuk berkunjung ke
rumah. Beberapa dari mereka bahkan sering menginap.
Aku sadar, Mama butuh pendapatan lebih untuk menghidupi aku dan ketiga adikku.
Aku berusaha menerima keterbatasan Mamaku, Mamaku yang jauh dari kata suci.
Tapi kenapa Mama justru memilih Dewa, lelaki yang sudah aku pacari 2 tahun ini?
Kenapa Dewa yang mesti Mama pilih jadi ayah tiriku?” ungkap Rara berapi-api.
Aku sadar, Mama butuh pendapatan lebih untuk menghidupi aku dan ketiga adikku.
Aku berusaha menerima keterbatasan Mamaku, Mamaku yang jauh dari kata suci.
Tapi kenapa Mama justru memilih Dewa, lelaki yang sudah aku pacari 2 tahun ini?
Kenapa Dewa yang mesti Mama pilih jadi ayah tiriku?” ungkap Rara berapi-api.
“Sudah Ra,,jangan minum lagi. Bir
itu tidak baik untukmu”. sanggah Ares.
“Aku ingin seperti kamu Res,
bebas. Tidak punya cinta. Time is money.
Life is money. Cinta itu Tahi.”
Ares cuma bisa diam, dalam hati
ia meringis, perih.
“Res.. kenapa kamu tidak menikah?
Kamu tampan. Kamu kaya. Kamu mapan. Wanita mana yang sanggup menolak kamu?Kenapa
kamu memilih sendiri? Siapa yang bakal mengurus kamu nanti?”lanjut Rara lagi.
“Sepertinya tidak ada tempat bagi
aku dan cintaku di dunia ini, Ra. Aku seperti dikutuk.” jelas Ares.
“Maksud kamu?”
***
“Ra,,,banguuunnn,,sudah pagi,
nanti terlambat masuk kantor..”
Suara Mama? Bagaimana mungkin?
MIMPI.
Semua kejadian tadi cuma mimpi?
Tidak ada Dewa. Tidak ada Ares.
Mataku sembab.
Mataku sembab.
Syukurlah,,ini cuma mimpi. Tuhan,
terima kasih. Untung cuma mimpi buruk.
Pagi ini,,matahari entah
bersembunyi dimana. Mendung.
Mama masih duduk di sofa depan. Berkelakar
dengan lelaki botak itu lagi.
Rara meraih handphonenya.
“Pagi sayang..” sapa Dewa.
“Ketemuan? Maaf Ra,,aku gak bisa.
Banyak meeting hari ini.
Kamu bisa maklum kan?” lanjut Dewa.
“Tentu saja, aku masih sayang
kamu Ra. Gak ada cewek lain lagi.
Kamu harus percaya itu.”
“Belum melamar kamu itu persoalan
lain Ra. Bukannya aku tidak serius.
Aku hanya belum siap. Aku pengen bisa mapan
dulu…” bla..bla..bla..
Rara jengah dengan setiap alasan
Dewa. Dia mematikan telponnya.
Di pencetnya nomor yang lain. Nomor Ares.
Di pencetnya nomor yang lain. Nomor Ares.
“Jam 10? Maaf Ra.. aku gak bisa.
Aku ada janji sama klien.
Malam baru bisa gimana?” jawab Ares.
“Kamu baik-baik aja kan, Ra?
Asal
nanti malam aku bakal available kok
buat kamu. “
“Janjian ama cewek? Hahaha Gak
lahh,,Benar kok,,dia cuma klien,,gak lebih.
Dalam kamusku gak ada kata cewek
dan gak ada kata cinta, Ra. Sibb,,
ditunggu nanti malam.”
Jam 10. 12…di Pagi yang sama..
Rara berjalan sendirian. Rehat
sejenak dari setumpuk tugas kantor, nikmat juga pikirnya. Kakinya melangkah ke Anomali
Café, sebuah kedai kopi yang berjarak sekitar dua blok dari tempatnya bekerja.
Sudah lama ia tidak menikmati coffe latte
dan Apple Pie disana. Seperti layaknya Ibu hamil, ia ngidam.
Rara semangat lagi.
Setelah lumayan jauh berjalan.
Akhirnya sampai juga.
Mata Rara berputar mencari tempat
duduk yang kosong.
Ramai.
Bola mata Rara sekejap berhenti
berputar.
Dia seolah tak percaya dengan apa
yang dilihatnya.
Di sudut Café itu, Dewa dan Ares
bercumbu.
Jlebb!!
Jadi karena ada Ares, di matamu
Wa..maka kamu selalu berkelit
tiap kali aku minta kamu menikahiku.
tiap kali aku minta kamu menikahiku.
Jadi karena ada Dewa, di matamu
Res.. maka kamu berbohong
dan bilang gak butuh cewek.
dan bilang gak butuh cewek.
Damn!! Batin Rara.
Pandangan Rara kabur. Rara merasa
tubuhnya melayang.
Tuhan, kali ini bukan mimpi.JadiLah Milikku, mau?
Bukan kemarin sore aku mengenalnya.
Asih adalah kawan mainku sedari kecil.
Bukan hanya lugu, tapi tutur kata dan perangainya juga santun.
Rambutnya panjang terurai, matanya belok, hidungnya bangir.
Setiap kali bibir Asih mengulas senyum, hatiku terbuai.
Sudah dua belas tahun kami menjalin kasih.
Bermula ketika kami tengah menimba ilmu di bangku SMA kelas 1,
tidak ada yang lain yang mampu menggantikan figur Asih dalam hidupku.
Tidak dahulu tidak juga sekarang.
Hari ini aku berniat melamarnya.
Melamar Asih untuk mau menjadi 'ummi' bagi calon anak-anakku kelak.
Kusewa salah satu resto termahal di kota kami,
hasil jerih payahku selama 6 bulan terakhir ini,
hanya untuk sekedar “candle light dinner” dengan Asih.
"Kok gak biasanya Mas, kita makan di tempat elite begini?” tanya Asih tersipu.
“Sekali-sekali Dek.. mumpung Mas ada rejeki.” jawabku sekenanya.
“Mas Bagyo hari ini aneh,,rambutnya klimis betul,,setelannya rapi,,
sumpah ganteng tenan. Sampai pangling aku, Mas.” kata Asih lagi,
dengan nada medok-nya, seolah tak percaya yang sedang ia ajak bicara ini
adalah Bagyo pacarnya, sopir taksi Expert.
Kupandangi wajah ayu itu,,diantara semburat bayang rembulan,,
Angin menyapu wajah kami yang tengah merah merona karna kasmaran, sedangkan
lagu “Anggrek Bulan” mengalun merdu dari bibir biduan yang bergincu merah di atas panggung itu.
What a perfect moment! pikirku.
Setengah terbata, aku mencoba menyampaikan maksudku pada Asih.
Bismillahirrohmanirrohim.
“Dek,,sudah lama kita bersama...rasanya kok tidak pantas dan tidak elok
bila Mas menggantungkan hubungan kita..”
Detak jantungku berdegup kencang lebih dari biasanya...
“Mas mau kita bisa lebih dari sekedar pacaran Dek,,
Mas pengen bisa jadi kakek nenek sama kamu..Apa kamu mau kupinang jadi isteriku, Dek?”
Akhirnyaa,,,,keluar juga,,
Aku menghela nafas lega,,,
Asih tersipu dan aku menunggu..
Asih mulai berkata dan aku mendengar dengan seksama..
“Mas Gyo,,apa yaa perlu aku jawab pertanyaanmu itu..Sedari dulu..
lhah yaa cuma sama Mas Gyo yang Asih sayang,,yang Asih cinta,,
Ndak ada alasan buat Asih nolak pinangan Mas Gyo.”
Hatiku melonjak kegirangan,,,kukecup lembut punggung telapak tangannya,,,Senang.
Ya Allah, biyung,,,, maturnuwun,,, sudah ikut mendoakan anakmu ini,,,kataku dalam hati.
Spontan,,aku ambil kotak cincin di saku celanaku,,
Tak sabar aku ingin menyematkannya di jari manis Asih yang mungil itu.
Kubuka kotak itu perlahan..
Asih menatap heran..
“Astaghfirullah”
Belum kutebus cincin itu..lupaa.
Asih tersenyum KECUT
dan aku hanya bisa menatap nanar pada kotak kosong itu...
Bagyo B-O-D-O-H!!!!
(pekikku dalam hati)